Saturday, June 22, 2013

Urgensi Tauhid

Oleh: Irfan Setiadi/PAI 6
         
Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal, menurut tuntunan Islam, tauhidlah yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti. Dan amal yang tidak dilandasi dengan tauhid akan sia-sia, tidak dikabulkan oleh Allah dan lebih dari itu, amal yang dilandasi dengan syirik akan menyengsarakannya di dunia dan di akhirat. Sebagaimana Allah berfirman:
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelum kamu, ‘jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. (Az-Zumar: 65-66)
          Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini  adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan)Nya dan wahdaniyah (keesaan)Nya dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan sifatNya.
          Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaaan dan kemaha kuasaan Allah dengan permintaannya kepada Allah melalui Asma dan sifat-Nya. Kaum Jahiliyah Kuno yang dihadapi Rasulullah juga meyakini bahwa pencipta. Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. Sebagaimana Allah berfirman:
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah.” (Luqman: 25).
          Namun kepercayaan mereka dan keyakinan mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat Muslim, yang beriman kepada Allah. Dari sini lalu timbullah pertanyaan: “Apakah hakikat tauhid itu?”
          Hakikat Tauhid, ialah pemurnian ibadah kepada Allah, yaitu: menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepadaNya. Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah. Dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid. Mulai Rasul yang pertama, Nuh, hingga Rasul terakhir, yakni nabi Muhammad. Sebagaimana firman Allah:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.” (Adz-Dzariyat: 56).
         Sesungguhnya tauhid tercermin dalam kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Maknanya, tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan tidak ada ibadah yang benar kecuali ibadah yang sesuai dengan tuntunan rasul yaitu As-Sunnah. Orang yang mengikrarkannya akan masuk Surga selama tidak dirusak syirik atau kufur akbar. Sebagaimana firman Allah:
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang, mendapat petunjuk.” (Al-An’am: 82)
          Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan, “Ketika ayat ini turun, para sahabat merasa sedih dan berat. Mereka berkata siapa di antara kita yang tidak berlaku dzalim kepada diri sendiri lalu Rasul menjawab:
“Yang dimaksud bukan (kedzaliman) itu, tetapi syirik. Tidak-kah kalian mendengar nasihat Luqman kepada puteranya, ‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar suatu kedzaliman yang besar.” (Luqman: 13) (Muttafaqun alaih).
          Ayat ini memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengesakan Allah. Orang-orang yang tidak mencampur adukkan antara keimanan dengan syirik serta menjauhi segala perbuatan syirik. Sungguh mereka akan mendapatkan keamanan yang sempurna dari siksa Allah di akhirat. Mereka itulah yang mendapatkan petunjuk di dunia.
          Jika dia adalah seorang ahli tauhid yang murni dan bersih dari noda-noda syirik serta ikhlas mengucapkan “laa ilaaha illallah” maka tauhid kepada Allah menjadi penyebab utama bagi kebahagiaan dirinya, serta menjadi penyebab bagi penghapusan dosa-dosa dan kejahatannya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam sabda Rasulullah yang diriwayatkan ‘Ubadah bin Ash-Shamit:
Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya, dan Muham-mad adalah hamba dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah, utusanNya dan kalimat yang disampaikanNya kepada Maryam serta ruh dari padaNya, dan (bersaksi pula bahwa) Surga adalah benar adanya dan Nerakapun benar adanya maka Allah pasti akan memasukkan ke dalam Surga, apapun amal yang diperbuatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
          Maksudnya, segenap persaksian yang dilakukan oleh seorang Muslim sebagaimana yang terkandung dalam hadist tadi berhak memasukkan dirinya ke Surga. Sekalipun dalam sebagian amal perbuatannya terdapat dosa dan maksiat. Hal ini sebagaimana ditegaskan di dalam hadist qudsi, Allah berfirman:
“Hai anak Adam, seandainya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu sedikitpun, niscaya aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. At-Tirmidzi dan Adh-Dhiya’, hadist hasan).
          Hadist tersebut menegaskan tentang keutamaan tauhid. Tauhid merupakan faktor terpenting bagi kebahagiaan seorang hamba. Tauhid merupakan sarana paling agung untuk melebur dosa-dosa dan maksiat.
          Jika tauhid yang murni terealisasi dalam hidup seseorang, baik secara pribadi maupun jama’ah, niscaya akan menghasilkan buah yang sangat manis. Di antara buah manis yang didapat adalah:
1.     Tauhid memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan penghambaan kecuali kepada Alah.
2.     Tauhid membentuk kepribadian yang kokoh.
Arah hidupnya jelas, tidak menggantungkan diri kepada selain Allah. Kepada-Nya ia berdo’a dalam keadaan lapang atau sempit. Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak.
3.     Tauhid mengisi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan.
Tidak merasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa dan keluarga.
4.     Tauhid memberikan nilai Rohani kepada pemilik-nya.
Karena jiwanya hanya penuh harap kepada Allah, percaya dan tawakal kepadaNya, ridha atas qadar (ketentuan) Nya, sabar atas musibah serta sama sekali tak mengharap sesuatu kepada makhluk.


5.     Tauhid merupakan dasar persaudaraan dan keadilan.
Karena tauhid tidak membolehkan pengikutnya mengambil tuhan-tuhan selain Allah di antara sesama mereka. Sifat ketuhanan hanya milik Allah satu-satunya dan semua manusia wajib beribadah kepadaNya. Segenap manusia adalah hamba Allah dan yang paling mulia di antara mereka adalah Muhammad dan kemudian orang yang paling bertaqwa.
Itulah buah manis dari Tauhid yang akan membebaskan pelakunya dari kehinaan dan kesengsaraan dan Tauhidlah yang akan mengembalikan kehormatan Islam dan Muslimin, mengembalikan harga diri dan kemuliaan Islam dan Muslimin, dan menaikkan derajat dan martabat Islam dan Muslimin di atas segala kehinaan yang selama ini dialami oleh kaum Muslimin.
Para ulama terdahulu telah memenuhi tulisan-tulisan mereka, kitab-kitab mereka, dan ceramah-ceramah mereka dengan tauhid ini. Mereka melakukannya tidak lain dan tidak bukan lantaran mereka mengetahui hanya dengan dakwah tauhid inilah kaum muslimin akan dapat disatukan, dan hanya dengan dakwah tauhid ini pula kejayaan dan kemenangan kaum muslimin akan dapat terwujud.
Sebaliknya, tanpa dakwah tauhid ini kaum muslimin tidak akan dapatkan semua itu. Tanpa tauhid, kaum muslimin tidak akan mendapat kejayaan dan kemenangan. Sejarah kenabian dan kerasulan telah membuktikan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta kaum muslimin pada waktu itu mendapatkan kemenangan dan kejayaan dengan dakwah tauhid ini.
Maka bagi sebagian kaum muslimin yang meninggalkan dakwah ini dan menempuh dakwah selain dakwah tauhid, kendati mereka diberikan umur ribuan tahun dan mengerahkan segala macam usaha untuk menegakkan dan mengharapkan kemenangan, kejayaan, dan daulah kaum muslimin, tidaklah mereka akan berhasil mewujudkan semua itu selama mereka meninggalkan dan memusuhi dakwah yang barakah ini. Karena Alquran telah membuktikan bahwasanya sejarah manusia, sejarah kaum-kaum yang meninggalkan tauhid ini dan memusuhinya, mereka dihancurkan dan dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.










KATA MOTIVASI

Saat hati berkata " INGIN ", namun ALLAH berkata " TUNGGU ".
Saat AIR MATA harus menitis, namun ALLAH berkata " TERSENYUMLAH ".
Saat segalanya terasa " MEMBOSANKAN ", namun ALLAH berkata " TERUSLAH MELANGKAH ".
kita merancang,Allah juga merancang..tetapi perancangan Allah lebih baik.. J

Mana tahu..
••? Yang diam itu kerana berzikir kepada Allah
Mana tahu..
••? Yang senyum itu karena bersedekah
Mana tahu..
••? Yang masam itu kerana mengenangkan dosa-dosanya
Mana tahu..
••? Yang menawan itu kerana bersih hati dan minadanya
Mana tahu..
••? Yang ceria itu kerana cerdas fikirannya & senantiasa mengingat Allah

KETIKA aku ingin hidup KAYA,
Aku lupa bahwa HIDUP adalah KEKAYAAN.

KETIKA aku takut MEMBERI,
Aku lupa bahwa semua yang aku miliki adalah PEMBERIAN.

KETIKA aku ingin jadi yang TERKUAT,
Aku lupa bahwa dalam KELEMAHAN, Allah memberi aku KEKUATAN

KETIKA aku takut RUGI,
Aku lupa bahwa HIDUPKU adalah sebuah KEBERUNTUNGAN.

HIDUP ini sangatlah INDAH jika MENSYUKURI apa yang sudah ada.
Adakalanya yang TERINDAH bukanlah yang TERBAIK,
Yang SEMPURNA tidak menjanjikan KEBAHAGIAAN.
Tetapi ketika kita mampu dan mau MENERIMA semua KEKURANGAN & KELEBIHAN...
Itulah KEBAHAGIAAN

Ketika kaki tersesat tak tentu arah
Ketika bahu melemah tiada sandaran
Ketika hati perih tiada pengobat

? Hasbunallah wanikmal wakil
Cukuplah Allah Menjadi Penolong Kami

? La Tahzan Innallaha Ma'ana
Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita

? Innallaha ma'asshobirin
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar

~Jangan pernah mengira kita sempurna dalam bersendirian, karena Allah akan senantiasa ada, menjadi petunjuk, penenang, tempat bersandar, pengobat luka..:)


0 comments:

Post a Comment